Pages

Jumat, 25 Maret 2011

♡♡♡ Puisi Matematika (Math in Love) ♡♡♡

Cintaku bagai sebuah fungsi
Yang melaju tak terbendung secara eksponensial
Ingin kukuadratkan secara sempurna
Menjadi grafik fungsi cinta abadi

Cintaku tak terdiffrensialkan secara parsial apalagi
secara implisit
Tetapi terintegralkan secara rasional
Aku tak ingin lagi berjalan seperti aritmatik
Tetapi ingin kuberlari

seperti geometrik

Hatiku terus bergejolak, terasa ganjil, dan sulit
kuregresikan
Analisis secara real pun tak banyak membantu
Alangkah kompleksnya mencari titik kestabilan sistem
cinta ini
Oh, hidupku menjadi tak terdefinisi

Laju perubahan cintaku terhadap waktu sungguh cepat
Tetapi tak beraturan seperti kurva sinus yang
bergejolak
Kalkulus pun menangis, hatinya menjerit menatapku
Karena merasa sosoknya tak berguna lagi di himpunan ini
Ingin rasanya ku transformasikan cinta ini
Dan mengkonversinya menjadi bilangan cinta
Sehingga kuperoleh titik singgung antara hatiku dan
hatinya
Dan menggapai kehidupan yang terdefinisi

Limit perbedaan antara kita, tak menjadi kendala
bagiku
Keyakinanku sudah mencapai titik maksimum
Mari kita substitusikan dua fungsi cinta ini
Menjadi satu persamaan fungsi cinta abadi

Differensial Cinta

Saat aku bersua dengan eksponen jiwamu,
sinus kosinus hatiku bergetar,
membelah rasa diagonal-diagonal ruang hatiku,
bersentuhan dengan diagonal-diagonal bidang hatiku.

Jika aku adalah persamaan dengan akar-akar x1 dan x2,
maka kaulah persamaan dengan akar-akar 2x1 dan 2x2.

Aku ini binatang jalang,
dari himpunan yang kosong.

Kaulah integrasi belahan jiwaku,
kaulah kodomain fungsi hatiku.

Kemanakah harus kucari modulus vektor hatimu?
Dengan besaran apakah harus kunyatakan cintaku?

Harus dengan metode apakah kubuktikan cintaku?
Metode kontradiksi?
Ataukah pembuktian langsung?

Kulihat variabel dimatamu,
matamu bagaikan elipsoid,
hidungmu bagaikan asimtot hiperbola,
dan bibirmu bagaikan grafik kosinus jika kau tersenyum
padaku.

Modus ponen?
Modus tolen?
Dengan modus apakah kusingkap logika hatimu?

Beribu-ribu matriks n x n kutempuh,
harus bagaimanakah kuungkap adjointku padamu?

Kujalani tiap geometri yang takhingga banyaknya,dan tiap barisan aritmatika yang tak terhitung,
sampai akhirnya kutemui determinan matriks hatimu,

0 coments:

Posting Komentar